PENGKAJIAN
KEPERAWATAN JIWA
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. “M” DENGAN GANGGUAN
PROSES PIKIR: WAHAM DI RUANG KENARI
RSJ dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT
LAWANG MALANG
Ruang rawat :
Kenari
Tanggal MRS : 15 Maret 2015
Tanggal pengkajian : 30 Maret 2015
I.
IDENTITAS
KLIEN
Nama :
Tn M
Umur :
40 tahun
Jenis kelamin :
Laki - laki
Status :
Duda
Agama :
Islam
Pendidikan :
SD
Nomor register : 1060xx
Alamat :
Madura
Dx medis :
F.20.10
II.
ALASAN
MASUK
a.
Data primer:
Pasien
mengatakan “saya tidak tahu keponakan saya yang mengantarkan kesini padahal
saya hanya minta uang di pasar karena saya punya hak di bumi ini”.
b.
Data sekunder
Menurut rekam
medik klien marah-marah pada orang lain, mengancam orang dan kakaknya dan
memaksa minta uang di pasar.
III. RIWAYAT
PENYAKIT SEKARANG DAN FAKTOR PRESIPITASI
Menurut
status, keluarga (keponakan) mengatakan klien mengalami gejala gangguan jiwa ±
2 tahun yang lalu
Gejala paling
parah terjadi 1 minggu terakhir ini. Saat di pasar klien minta-minta uang ke
orang-orang sambil memaksa dan marah dengan alasan dia punya hak atas bumi ini.
IV.
FAKTOR
PREDISPOSISI
1.
Pernah mengalami
gangguan jiwa masa lalu?
Ya,
Menurut
pasien: Pasien mengaku tidak pernah mengalami gangguan jiwa
Menurut status
: Pasien sakit ± 2 tahun yang lalu dan tidak menjalani pengobatan apapun.
2.
Pengobatan sebelumnya
Menurut
status: pasien belum pernah berobat ke medis
Masalah keperawatan: koping keluarga inefektif
3.
a. Pernah mengalami
penyakit fisik (gangguan tumbuh kembang).
Menurut
pasien:
Pasien
mengatakan tidak pernah mengalami sakit fisik yang dapat mengalami sakit fisik
yang dapat mengganggu tumbuh kembangnya seperti kejang, epilepsi, pasien
mengatakan hanya batuk pilek saja.
b.
Pernah ada riwayat
NAPZA
Tidak
ditemukan
c.
Riwayat Trauma
|
usia
|
Pelaku
|
Korban
|
Saksi
|
Aniaya fisik
|
40 thn
|
bapak
|
klien
|
-
|
Aniaya seksual
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Penolakan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Kekerasan dalam keluarga
|
40 tahun
|
Klien
|
Masyarakat
|
-
|
Tindakan kriminal
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Usaha bunuh diri
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Penjelasan :
Menurut
status: mempunyai riwayat sebagai pelaku kekerasan, sok marah – marah di pasar
memaksa minta uang.
Menurut
pasien: klien mengatakan pernah menjadi korban aniaya fisik saat akan dibawa ke
RSJ dia dipukuli karena berontak.
Masalah
keperawatan :
·
Resiko perilaku kekasaran
·
Risiko mencederai
diri, orang lain dan lingkungan
d.
Pengalaman masa lalu
yang tidak menyenangkan
Pasien
mengatakan “saya pernah bercerai mbak tapi tidak usa dibahas, ayah dan adik
saya meninggal. Saya merasa kesepian”
Diagnosa keperawatan: -
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA:
Menurut data rekam medik tidak didapatkan riwayat keluarga yang mengalami
penyakit gangguan jiwa.
V. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal 30
Maret 2015 (11.00 WIB)
1.
Keadaan umum
1.
Composmetis, sadar
penuh, GCS; 4 5 6
2.
Tanda-tanda vital
1.
Tekanan darah : 120/80 mmHg, Nadi : 80 x/menit, suhu : 36 oC,
pernapasan 18
x/menit.
3.
Ukuran
1.
Berat badan 50 kg, dan tinggi badan 155 cm.
4.
Keluhan fisik
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan observasi,
kondisi klien dalam keadaan normal.
5.
Pemeriksaan fisik
·
Kepala :
Normal
·
Mata :
Normal
·
THT :
Normal
·
Leher :
Normal
·
Dada :
Jantung : Normal
Paru : Normal
·
Perut : Normal
·
Ekstremitas : Normal
Penjelasan:
Kepala : rambut
pasien sebagian penuh sebagian hitam, bersih, terpotong pendek rapi
Mata :
penglihatan pasien normal, bentuk mata tidak ada kelainan.
THT :
pendengaran pasien tidak mengalami gangguan
Leher : tidak ada
pembendungan vena jugularis
Dada : jantung :
suara jantung pekak
Paru
: suara paru sonor
Masalah
Keperawatan : -
VI. PSIKOSOSIAL
Genogram
Keterangan :
: laki-laki/perempuan hidup
:
laki-laki/perempuan mati
: garis
perkawinan
:
garis keturunan
: tinggal
serumah
:
perceraian
: klien
Penjelasan:
-
Pola Asuh: klien
mengatakan dari kecil klien tinggal
bersama ibu dan adiknya. Ayah pasien sudah meninggal, pasien telah
manikahtetapi telah bercerai dan mempunyai anak. Menurut klien orang tuanya
sabar saat merawat klien.
-
Pola komunikasi: klien mengatakan
jarang berkomunikasi dengan ibu dan adiknya yang ada di rumah.
-
Pola pengambilan dan
keputusan: yang mengambil keputusan dalam
keluarga adalah keponakannya
Diagnosa keperawatan:
1.
Konsep diri
a.
Citra
diri
Klien
mengatakan tidak ada mbak, saya menyukai semua bagian tubuh saya karena
menerima pemberian Tuhan.
b.
Identitas diri
Nama Tn M,
usia: 29 tahun, jenis kelamin: laki-laki, pendidikan: kuliah diatas jurusan
segala-galanya, alamat: madura, pekerjaan:pengangguran.
c.
Peran
Saat di rumah:
Klien mengatakan saya bukan sebagai kepala keluarga tapi sebagai anak. Kalau
saat dipasar saya sebagai penguasa, pemilik tanah di pasar.
Saat di RS
: Pasien mengatakan “ saya berperan
sebagai apa saja bisa yang lain gak ada yang bisa”.
d.
Ideal diri
Klien
mengatakan ingin cepat pulang disini gak krasan kangen keluarga.
e.
Harga diri
Menurut pasien
: Klien mengatakan “saya orang penting yang lain tidak”.
Menurut
observasi : pasien jika diajak bicara selalu terburu-buru dengan alasan karena
masih mempunyai kepentingan lain. dirinya malu dan
sedih karena tidak seharusnya
dirawat di RSJ. Klien juga merasa malu ketika diejek oleh
teman-teman yang ada di rumahnya yang menganggap dia
mengaku sebagi atlet sepak bola.
Diagnosa keperawatan:
·
Gangguan konsep
diri: Harga Diri Melambung
2.
Hubungan sosial
a.
Orang yang paling
berarti
Sebelum MRS : Klien
mengatakan “saya paling dekat dengan ibu”.
Saat di RS: “saya
tidak dekat dengan siapapun selama saya berada di sini,
karena saya merasa orang lain tidak
sepadan dengan saya”.
b.
Peran serta dalam
kegiatan kelompok/masyarakat
Sebelum MRS:
“saya tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok apapun” alasan : “tidak apa-apa”
Saat di RS: menurut
observasi
Pasien
mengerjakan semua pekerjaan seperti mencuci piring teman-temannya tanpa meminta
bantuan orang lain, jarang kumpul-kumpul dengan temannya.
c.
Hambatan dalam
berhubungan dengan orang lain
Pasien
menganggap orang lain tidak penting jadi pasien enggan berbicara dengan yang
lain
Masalah keperawatan: gangguan hubungan sosial: isolasi sosial
4.
Spiritual
a.
Nilai dan keyakinan
Pasien
mengatakan “saya beragama islam dan saya percaya akan adanya Allah” . pasien beranggapan bahwa bukanlah tindakan dosa jika
dia meminta – minta uang pada pedagang pasar dengan memaksa karena dia
beranggapan kalau dia punya hak atas bumi ini
b.
Kegiatan ibadah
Menurut
pasien: pasien mengatakan rutin sholat 5 waktu.
Menurut
observer: pasien melakukan kegiatan sholat rutin 5 waktu ke mushola
Diagnosa keperawatan : --
V. Status
mental
1.
Penampilan
Penampilan
rapi bersih, memakai baju sesuai jadwal RSJ tanpa ada tambahan assesoris,
rambut terpotong pendek dan rapi, kuku pendek dan bersih.
Diagnosa Keperawatan: -
2.
Pembicaraan
Intonasi
pasien sedang tanpa membentak-bentak tapi cepat dan terburu-buru, isi
pembicaraan seaadanya, jika tidak ditanya tidak bicara.
Diagnosa Keperawatan: -
3.
Aktivitas motorik
Pasien sering
sekali melakukan kegiatan di RSJ seperti bersih-bersih dan menyiapkan makanan
tetapi terkadang sering keluyuran tanpa tujuan tertentu
Masalah keperawatan: Hiperaktif
4.
Afek dan emosi
a.
Afek Adequat
Ekspresi wajah
klien sesuai dengan stimulus yang diberikan oleh perawat
dibuktikan dengan klien menunjukkan mimik wajah yang sedih .
b.
Emosi sedih
Saat bercerita
tentang keluarga, pasien tampak sedih karena pasien menginginkan segera pulang
dan ingin bertemu keluarga.
Masalah
keperawatan:
5.
Interaksi selama
wawancara
Saat diajak
wawancara klien bersikap defensive (mempertahankan pendapat
sebagai seorang yang mempunyai hak di bumi ini), kontak mata fokus.
Diagnosa Keperawatan: kerusakan interaksi sosial
6.
Persepsi-sensori
Pasien
memiliki riwayat halusinasi pendengaran tetapi untuk saat ini tidak pernah
lagi.
Diagnosa keperawatan: ---
7.
Proses pikir
a.
Arus pikir
Arus pikir koheren, klien bisa
menceritakan kejadian sesuai dengan pertanyaan.
Masalah keperawatan : ---
b.
Isi pikir
Waham
kebesaran : “saya
mempunyai hak di bumi ini, jadi saya mempunyai hak untuk meminta uang pada
pedagang pasar”
Masalah keperawatan : gangguan proses pikir: waham kebesaran
c.
Bentuk pikir
Nonrealistis, klien berkeyakinan dan
mengatakan bahwa dirinya mempunyai hak di
bumi ini, jadi klien mempunyai hak untuk
meminta uang para pedagang di pasar
Diagnosa
Keperawatan: Gangguan proses pikir
8.
Tingkat kesadaran
a.
Kuantitas
Kesadaran
composmentis, GCS 456
b.
Kualitas
Berubah, klien
tidak mampu berhubungan secara realita dibuktikan
“saya ini adalah atlet sepak bola tidak seharusnya masuk RSJ.
c.
Orientasi
1)
Waktu
Klien tidak
mengalami disorientasi waktu, terbukti saat ditanya pada
jam 10.00 WIB klien menjawab pagi hari.
2)
Tempat
Klien tidak
mengalami disorientasi tempat, terbukti saat ditanya klien berada dimana klien
menjawab tahu berada di RSJ Lawang.
3)
Orang
Baik, klien dapat
mengenali yang berbaju putih adalah seorang perawat.
Diagnosa Keperawatan: ---
9.
Memori
a.
Jangka panjang
Klien tidak
ingat dan tidak dapat menceritakan kejadian tanggal lahir dan riwayat
pendidikannya.
b.
Jangka pendek
Klien dapat
menceritakan kemarin makan dengan lauk ayam.
c.
Jangka saat ini
Klien dapat
menceritakan tadi pagfi sudah makan dan mandi.
Diagnosa Keperawatan: ---
10. Tingkat
konsentrasi dan berhitung
Tingak konsentrasi dan
berhitung baik, terbukti saat
pasien diberi uang Rp. 5.000
untuk beli rokok
Rp. 1000, beli permen
Rp. 500, dan dapat
mengembalikan sisa uang dengan benar.
Diagnosa Keperawatan: ---
11.
Kemampuan bernilai /
mengambil keputusan
Pasien
mempertahankan pernyataannya bahwa dia punya hak atas buminya ini dan
menganggap tindakannya meminta-minta uang dengan memaksa bukanlah dosa karena
sudah merupakan haknya.
Diagnosa
keperawatan: Gangguan Proses Pikir
12.
Daya tilik diri
Mengingkari penyakit
yang diderita dengan dibuktikan klien mengatakan “dibawa ke RSJ hanya karena
meminta uang di pasar bukan karena gila”
Diagnosa Keperawatan: Gangguan proses pikir
VI. Kebutuhan
perencanaan pulang
1.
Kemampuan klien
memenuhi kebutuhan
a.
Makanan
Klien mampu
menyiapkan makanan, makan secara mandiri, membersihkan alat makan yang telah dipakai.
b.
BAK/BAB
Klien mampu
pergi ke kamar mandi sendiri dan melakukan BAB/BAK secara mandiri.
c.
Mandi
Klien dapat
mandi secara mandiri kekamar mandi
d.
Pakaian
Klien sudah mampu
berpakaian sendiri dan
pakaian yang digunakan sesuai dengan jdwal
RSJ.
e.
Istirahat dan Tidur
Klien tidak
tidur siang melainkan keluyuran, tidur malam jam 19.30 Wib s/d 04.00 Wib.
f.
Penggunaan Obat
Klien minum
obat dengan bantuan minimal :
-
PO Trifluoperazine
5 mg ½ - o – ½
-
PO Clhorpromazine
100mg 0 – 0 - 1
g.
Pemeliharaan kesehatan
Keluarga
Iya, terbukti
yang mengantar pasien ke RS adalah ponakannya.
Diagnosa keperawatan :---
h.
Aktivitas dalam
rumah
setelah pulang klien mampu dengan bimbingan menyiapkan makanannya secara mandiri, merapikan rumah,
mencuci pakaian, dan pengaturan keuangan tidak terkaji.
i.
Aktifitas diluar
rumah
Klien membutuhkan
bimbingan dalam malakukan kegiatan
yang ada diluar rumah dengan mandiri.
VII.
Mekanisme koping
Maladaptif, jika
ada masalah klien lebih memilih diam dan memendamnya sendiri, tidak mau
menceritakan kepada orang lain
Diagnosa keperawatan: Koping individu inefektif
VIII.
Masalah psikososial
dan lingkungan
1.
Masalah dengan
dukungan kelompok
Klien tampak
mau bergabung dengan teman-temannya saat butuh bantuan.
2.
Masalah berhubungan
dengan lingkungan
Klien kurang
berinteraksi dengan teman lain serta perawat dan dokter.
3.
Masalah dengan
pendidikan
Klien
mengatakan memiliki masalah dengan pendidikan, karenasaat pasien di tingkat SD
pasien putus sekolah, karena ayahnya meninggal dan minimnya ekonomi.
4.
Masalah dengan
pekerjaan
Klien
pengangguran sehingga pasien sring meminta-minta uang di pasar dengan memaksa.
5.
Masalah dengan
perumahan
Klien tidak
mempunyai masalah dengan perumahan karena terbukti pasien tinggal bersama orang
tuanya..
6.
Masalah dengan
ekonomi
Klien mengalami
maslah ekonomi karena pasien pengangguran dan adanya keminiman ekonomi dalam
keluarga.
7.
Masalah berhubungan
dengan pelayanan kesehatan
Pelayanan
kesehatan sudak disediakan dan mudah untuk dijangkau.
IX. Pengetahuan
Klien
mengatakan tidak mengerti tentang penyakit yang dideritanya, dia tahu dibawa ke
RSJ karena meminta uang .
Pasien tidak
menyadari penyebab dia mengalami gangguan jiwa karena menganggap dirinya tidak
gila.
Pasien tidak
dapat mengatasi masalahnya terbukti saat pasien memiliki maslah pasien hanya
memilih diam.
Masalah
keperawtan: kurang pengetahuan
X. Aspek
medis
Diagnosis
medik : skizoftenia hebifrenia berkelanjutan
Terapi medis:
-
Chlocpromazine 5 mg
½ - 0 – ½
-
Trifluoperazine 100
mg 0 – 0 - 1
XI. Daftar
Diagnosa Keperawatan
1.
Gangguan proses
pikir: Waham kebesaran
2.
Kerusakan interaksi
sosial
3.
Risiko halusinasi
4.
Koping keluarga
inefektif
5.
Risiko perilaku
kekerasan
ANALISA DATA
Nama
klien :
Tn.”T” Dx. Medis :
F. 20.1
Jenis
kelamin :
Laki-laki No.
Register: 0890xx
Ruang :
Kakak Tua
No
|
Data
|
Masalah
|
1
|
Data Subjektif : ( sesuai isi pikir)
-
Klien
mengatakan bahwa “bumi ini hak saya jadi saya berhak meminta hak saya pada
orang pasar”
-
Klien
mengatakan “saya bisa segalanya, saya orang paling pintar”
Data obyektif :
(
-
Saat diajak
wawancara klien menunjuk dirinya dan menunjuk ke atas
|
Gangguan Proses Pikir: Waham Kebesaran
|
2
|
Data subjektif: klien mengatakan “saya tidak dekat dengan siapapun selama
saya berada di sini, karena saya merasa orang lain tidak sepadan dengan saya”,
|
Gangguan
huabungan sosial: isolasi sosial
|
XII.
Pohon Masalah
|
|
|
'
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Ny
“F” No.RM :
066839
Umur :
43 tahun
DIAGNOSA
|
TUJUAN
|
KRITERIA
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Perubahan
Proses Fikir : Waham Kebesaran
|
TUM:
Pasien secara bertahap mampu berhubungan dengan
realitas
TUK 1 :
Pasien dapat membina hubungan saling percaya.
|
Setelah 1 kali interaksi klien menunjujukankan
tanda-tanda percaya kepada perawat
- Mau
menerima kehadiran perawat disampingnnya
- Mengatakan
mau menerima bantuan perawat.
- Tidak
menunjukan tanda-tanda curiga
- Mengizinkan
duduk di samping.
|
Bina
hubungan saling percaya.
2. Ciptakan
lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas( topik, waktu, tempat ).
3. Jangan
membantah dan mendukung waham klien ( tidak membicarakan isi waham klien).
4. Observasi
apakah waham klien menganggu aktivitas sehari- hari dan perawatan diri.
|
- Dengan
membina hubungan saling percaya pasien akan merasa aman dan bersedia
berinteraksi dengan perawat
|
TUK 2 :
Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan yang di
miliki.
|
Setelah 1 kali interaksi klien menunjukan:
- Klien
menceritakan ide-ide dan perasaan yang muncul secara berulang dalam
pikirannya.
|
1. Beri pujian
pada penampilan dan kemamuan pasien yang realistis.
2. Diskusikan dengan pasien kemampuan yang dimiliki pada waktu
lalu dan saat ini yang realistis.
3. Tanyakan apa
yang bisa dilakukan ( kaitkan dengan aktivitas sehari-hari ) dan anjurkan
untuk melakukanya.
4. Jika pasien
selalu berbicara tentang waham nya dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada
(perawat perlu memperhatikan kebutuhan pasien)
|
- Untuk
meningkatkan Harga diri pasien terhadap dirinya sendiri dan realita.
|
|
TUK 3
:
Pasien
dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi.
|
Setelah
2 kali interaksi klien:
- Dapat
menyebutkan kejadian-kejadian sesuai dengan urutan waktu serta
kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi seperti
- Dapat
menyebutkan hubungan antara kejadian traumatis atau kebutuhan tidak terpenuhi
dengan wahamnya.
|
1. Observasi
kebutuhan pasien sehari-hari.
2. Dikusikan
kebutuhan pasien yang tidak terpenuhi selama di rumah maupun di rumah sakit.
3. Hubungan
kebutuhan yang tidk terpenuhi dengan timbulnya waham.
4. Tingkatkan
aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan pasien, memerlukan waktu dan tenaga.
5. Atur situasi
agar klien tidak mempunyai waktu dengan wahamnya.
|
- Untuk memenuhi kebutuhan
pasien yang belum terpenuhi.
|
|
TUK 4 :
Pasien berhubungan dengan realitas
|
Setelah
dilakukan 2 kali interaksi klien dapat menyebutkan perbedaan pengalaman nyata
dengan pengalaman wahamnya.
|
1. Berbicara
dengan pasien dalam konteks realitas (realitas diri, orang lain waktu dan
tempat).
2. Sertakan
pasien dalam TAK orientasi realita.
3. Beri pujian
pada setiap kegiatan positif yang dilakukan pasien.
|
- Dengan berorientasi
dengan realita klien dapat menyatakan pernyataan sesuai dengan kenyataan
\\
|
|
TUK 5 :
Pasien mendapat dukungan keluarga
|
Setelah
1 kali interaksi keluarga dapat menjelaskan:
- tentang
pengertian waham
- tanda
dan gejala waham
- cara
merawat klien waham
|
1. Diskusi dengan
keluarga tentang gejala waham, cara merawat lingkuangan keluarga, follow up
dan obat.
2. Anjurkan
pasien melaksanakan dengan bantuan perawat.
|
- Dukungan
dari keluargadapat membantu pasien merasa aman dan tidak merasa di tolak
|
|
TUK 6 :
Pasien dapat menggunakan obat dengan benar
|
Setelah
1 kali interaksi klien menyebutkan:
- Manfaat
minum obat
- Kerugian
tidak minum obat
- Nama,
warna, dosis, efek samping, efek terapi.
- Klien
mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar.
- Menyebutkan
akibat berhenti minum obat tanpa berkonsultasi pada dokter.
|
1. Dikusikan
dengan pasien dan keluarga tentang obat, dosis, frekuensi, efeksamping obat,
dan akibat dari penghentian obat.
2. Dikusikan
perubahan perasaan pasien setelah minum obat.
3. Berikan obat
dengan prinsip 5 benar dan observasi setelah minum obat.
|
- Untuk
mengotrol kegiatan pasien minum obat
- Dan
mencegah pasien putus obat.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar